Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Sabtu, 25 Desember 2010

HATIKU DIRAMPOK DIA


Oleh: Menik Puspowati

Di waktu yang lalu hati dan hariku terasa hambar dan sepi sunyi. Tidak ada yang menemani dan yang mau diajak curhat. Kecuali buku harian yang mau mendengarkan, merasakan, meskipun tidak ada respon darinya. Tapi itu sudah lebih dari cukup untk menyimpan kisah hidupku.

Hari demi hari telah aku jalani diusiaku yang beranjak dewasa. Bisa dibilang juga ABG. Saat itu aku sudah bisa merasakan getaran cinta terhadap lawan jenisku.

Sebulan lebih usai merasakan cinta, aku beranikan untuk berbicara dengannya. Emmm, namanya Arma N. M. Dia lebih dewasa dariku. Dia hebat banget di mataku dan bahkan cewek semuanya. Aku menyukainya dari imannya, bukan pangkat, sarjana, dan uang yang melekat pada dirinya.

Sudah lama aku memendam perasaan ini, eh.. tak tahunya dia juga suka sama aku dan dia menguingkapkan perasaannya kepadaku. Tepat malam tahun baru ”oh romantisnya”.. lalu, aku langsng menerimanya, meski aku agak malu-malu.

Selang waktu berlalu dari bulan ke bulan hingga usia pacaranku menginjak tiga tahun. ”oh lama banget ya”.... tapi untuk tiga tahun itu tidak mudah. Sulit banget dan banyak cobaannya. Tapi tidak apa-apa, namanya orang pacaran pasti pasti ada senang, susah, apalagi cemburuan.