Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Kamis, 07 April 2011

Pemerolehan Sintaksis

2.1 Teori-Teori Pemerolehan Sintaksis

Berikut ini beberapa teori pemerolehan sintaksis yang diadaptasi dari http://afrizaldaonk.blogspot.com/2011/01/pemerolehan-bahasa-sintaksis.html.

2.1.1 Teori bahasa Pivot

Kajian mengenai pemerolehan sintaksis oleh kanak-kanak dimulai oleh Brane (1963), Bellugi (1964), Brown dan Fraser (1964), dan Miler dan Ervin. Menurutnya ucapan dua kata kanak-kanak terdiri dari dua jenis kata menurut posisi dan frekuensi munculnya kata-kata itu dalam kalimat. Kedua jenis kata ini kemudian dikenal dengan nama kelas pivot dan kelas terbuka. Berdasarkan kedua jenis kata ini lahirlah teori yang disebut teori tata bahasa pivot.

2.1.2 Teori hubungan Tata bahasa nurani

Tata bahasa generatif transformasi dari Chomsky (1957-1965) sangat terasa pengaruhnya dalam pengkajian perkembangan sintaksis kanak-kanak. Menurut chomsky hubungan-hubungan tata bahasa tertentu seperti “ subject – of, predicate – of, dan direct object – of” adalah bersifat universal dan dimiliki oleh semua bahasa yang ada di dunia ini.

Berdasarkan teori Chomsky tersebut, Mc. Neil (1970) menyatakan pengetahuan kanak-kanak mengenai hubungan-hubungan tatabahasa universal ini bersifat "nurani". Maka itu akan lansung mempengaruhi pemerolehan sintaksis kanak-kanak sejak tahap awalnya. Jadi, pemerolehan sintaksis ditentukan oleh hubungan-hubungan tatabahasa universal ini.

2.1.3 Teori hubungan tata bahasa dan informasi situasi

Sehubungan dengan teori hubungan tata bahasa nurani, Bloom (1970) mengatakan bahwa hubungan hubungan tata bahasa tanpa merujuk pada informasi situasi (konteks) belumlah mencukupi untuk menganalisis ucapan atau bahasa kanak-kanak.[1][7]

2.1.4 Teori kumulatif kompleks

Teori ini dikemukakan oleh Brown (1973) berdasarkan data yang dikumpulkannya. Menurut Brown, urutan pemerolehan sintaksis oleh kanak-kanak ditentukan oleh kumulatif kompleks semantik morfem dan kumulatif kompleks tata bahasa yang sedang diperoleh. Jadi, sama sekali tidak ditentukan oleh frekuensi munculnya morfem atau kata-kata itu dalam ucapan orang dewasa. Dari tia orang kanak-kanak (berusia dua tahun) yang sedang memperoleh bahasa inggris yang diteliti Brown ternyata morfem yang pertama kali dikuasai adalah progressive-ing dari kata kerja, padahal bentuk ini tidak sering muncul dalam ucapan-ucapan orang dewasa.

Setelah progressive-ing baru muncul kata depan in, kemudian on, dan diikuti oleh bentuk jamak, ’s. Sedangkan artikel The dan a yang lebih sering muncul dalam ucapan-ucapan orang dewasa baru muncul pada tahap ke 8. urutan perkembangan sintaksis yang dilaporkan oleh Brown hampir sama dengan urutan perkembangan hubungan-hubungan sintaksis yang dilaporkan oleh sejumlah pakar lain.

2.1.5 Teori pendekatan semantik

Teori pendekatan semantik ini menurut Greenfield dan Smith (1976) pertama kali diperkenalkan oleh Bloom. Dalam hal ini Bloom (1970) mengintegrasikan pengetahuan semantik dalam pengkajian perkembangan sintaksis ini berdasarkan teori generatif transformsinya, Chomsky (1965).

Salah satu teori bahasa yang didasarkan pada komponen semantik diperkenalkan oleh Fillmore (1968)yang dikenal dengan nama tata bahasa kasus (case grammar). Teori ini telah digunakan oleh Bowerman dan Brown (1973) sebagai dasar untuk menganalisis data-data perkembangan bahasa.[2][9]

2.1 Bentuk Tata Bahasa pada Anak

2.1.1 Gramatika Pivot

Pada tahun 1963 Martin Braine, Universitas Calofornia di Santa Barbara, mendapati dalam penelitiannya bahwa urutan dua kata yang dipakai anak ternyata mengikuti aturan tertentu. Penelitian ini kemudian Ia namai grammatika pivot.

Menurut grammatika pivot, bahasa digambarkan sebagai berikut.

a. Ada dua kelas kata, yaitu kelas kata pivot dan kelas kata open

b. Kata-kata pivot sangat sering dipakai, jumlahnya terbatas, selalu dipakai dalam kombinasai dengan kata open lain.

c. Kata-kata open tidak begitu sering digunakan, jumlahnya besar, dipakai sendiri atau dengan kombinasi dengan kata open lain. kata-kata open dapat timbul disemua kalimat.

d. Kata pivot banyak persamaan dengan kata tugas dan kata open menunjukkan persamaan dengan kata penuh.

Penggambaran tersebut menghasilkan kaidah-kaidah penjabaran sebagai berikut.








Text Box: Ini Adik Anak Situ Sepatu Gita Mama


Kal....

Kaidah di atas tidak menggambarkan ditemukannya kaidah kalimat P1+P2 dan P (kata kerja).Hal ini berarti dari enam kemungkinan hanya ada dua yang secara sistematis tidak dihasilkan. McNeill menerima dan melanjutkan deskripsi ini dan menunjukkan bahwa dalam kelompok pivot diferensiasi berlangsung dengan cepat. (Dharmowijono dan Suparwa, 2009: 80-82).

2.1.2 Bahasa Telegram (Telegraphic Speech)

Dalam usahanya meniru orang dewasa, anak meninggalkan bagian-bagian kalimat tertentu, yaitu bagian yang paling sedikit mengandung informasi. hal ini menurut Brown dan Faser dilakukan karena keterbatasan ingatan. Bahasa anak seperti itu disebut sebagai Telegraphic Speech. Contohnya: beregistrasi, batas waktu, kirim segera uang, ke Bandung.

Kata-kata yang dihilangkan pada bahasa telegram biasanya sebagai berikut:

· kata ganti orang

· kata kerja bantu

· kata sambung

· kata depan

· kata sandang

· kata bantu

· morfem sintaksis

Semua kata-kata yang ditinggalkan disebut functors karena mempunyai fungsi sintatik dalam suatu kalimat, tetapi tidak merubah kalimat. (Samsunuwiyati, 2009: 68-69).

sumbangan terpenting teori bahasa telegram kepada teori analisis bahasa anak adalah bahwa teori itu menonjolkan kenyataan bahwa anak-anak karena sebab-sebab tertentu memroduksi kalimat-kalimat yang lebih pendek daripada orang dewasa, berdasarkan pengetahuan sistem bahasa mereka.

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2005. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dharmowijono, Widjajanti W dan I Nyoman Suparwa, 2009. Psikolinguistik. Denpasar: Unud Press

Field, John. 2005. Psycholinguistics: the key consepts. London: Routledge

http://afrizaldaonk.blogspot.com/2011/01/pemerolehan-bahasa-sintaksis.html. diunduh tanggal 1 April 2011.

Mar’at, Samsunuwiyati. 2009. Psikolinguistik. Bandung: Refika Aditama