Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Jumat, 23 September 2011

Kita perlu ngawur...

Nah, semuanya akan selalu menjadi cerita. Ketika teman-teman seangkatan melangsungkan prosesi sakral "yudisium" melepas status mahasiswa, saya hanya bisa menyaksikan dari jauh. lamat-lamat. Saya ketinggalan kereta. Dan memang tidak ada tiket di tangan. Menyesal? ya, pasti ada. Tetapi sesuatu apapun mempunyai dua sisi yang berhak untuk dipilih. Dimaknai. Dijadikan momentum untuk pijakan kaki.

Kehidupan kemudian menjadi sebuah pilihan yang sebelumnya jalan yang bercabang telah disediakan. Terkadang ditambah cabang-cabangnya, di lain hal ditutup cabang-cabangnya. Nah, ketika berbicara persimpangan akan selalu menjadi sesuatu yang menarik. Kenapa menarik? bukankah esensi hidup ini tak lain adalah ketakpastian.

Kepiawaian kita dalam mengantisipasi persimpangan yang beragam inilah yang dinamakan seni hidup. Tanpa ketangkasan, kita akan berlaku formal saja. Sesekali memang kita membutuhkan manuver-manuver yang melawan ketakpastian. Bertindak ngawaur dengan persiapan yang memadai.

Selasa, 20 September 2011

Feminisme dan anu-anunya


1.      Pengertian Feminisme
Secara etimilogis feminis berasal dari kata “femine” (woman), berarti perempuan (tunggal) yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan (jamak). Dalam pengerDalam artian yang lebih luas, feminisme adalah gerakan kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam bidang politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial pada umumnya (Ratna, 2009:184).

Selasa, 06 September 2011

Korupsi Mudik Lalu Bola

Bicara korupsi, selalu baru. Karena terus meluncurkan aneka motif, pelaku, dan tentu saja sasaran yang digasak. Mau lebaran, atau di luar lebaran, setiap hari kita disuguhi begitu kita kaya realita yang bersangkut paut dengan korupsi. Oleh karena demikian, tak beralasan bila seniman kawakan, Sujiwo Tejo, mengatakan bila korupsi merupakan salah satu simpul pengikat rasa berbangsa kita. Sederhananya, karena korupsilah maka kita mempunyai satu menu menarik untuk kita bicarakan, debatkan, caci-maki, bahkan kita tiru. Sebab apa lagi yang membikin kita merasa dalam satu situasi sebagai sebuah bangsa.

Materi BI ke-2


Informasi lisan adalah informasi yang diterima secara lisan, Sifat informasi lisan yaitu:
Faktual Informasi yang disampaikan berdasarkan kenyataan/kebenaran
Spesifik Informasi yang disampaikan bersifat khusus, khas
Rinci Informasi yang disampaikan secara terperinci

B. Sumber Informasi
Selain memperoleh informasi, melalui menyimak Anda juga dapat mengetahui sumber informasi. Dari menyimak, Anda akan dapat memperkirakan atau mengidentifikasi dari mana sumber informasi tersebut. Apakah dari seorang narasumber, radio, televisi, Koran, majalah atau internet.

C. Ragam Bahasa, Laras Bahasa, dan Bahasa Baku

Ragam bahasa ialah variasi bahasa yang berbeda-beda menurut penutur dan cara penyampaiannya.
Dari segi penutur, ragam bahasa dibedakan menurut daerah, pendidikan dan sikap.
  1. Variasi menurut daerah, disebut logat/dialek. Misal: orang Batak, Bali, Jakarta, Tegal
  2. Variasi menurut pendidikan, ragam orang berpendidikan dan tidak berpendidikan.
  3. Variasi menurut sikap penutur, dibedakan antara ragam resmi, dan ragam santai/gaul. Variasi ini sering disebut langgam, laras, atau gaya. Menurut pemakaiannya kita juga dapat merasakan perbedaan laras antara bahasa berita, bahasa laporan, bahasa keilmuan, bahasa hokum, bahasa prosa, bahasa gaul dan sebagainya. 

Materi BI ke-1


Bahasa termanifestasi dalam bentuk kalimat. Kalimat terdiri dari unsur segmental dan unsur suprasegmental. Unsur segmental berupa rentetan bunyi yang dilambangkan dengan huruf yang diucapkan dengan lafal. Unsur suprasegmental berupa intonasi. Unsur terpenting dalam intonasi adalah : tekanan, nada, durasi, dan jeda/perhentian.
  1. Tekanan
Tekanan/ stress keras-lembutnya bagian ujaran tertentu.
Dalam bahasa-bahasa tertentu, tekanan berfungsi untuk membedakan arti. Misalnya, bahasa Arab, /la/ artinya ‘sungguh’ , sedangkan /la/ artinya ‘tidak’ . Dalam bahasa Batak Toba, /bontar/ artinya’putih’, sedangkan /bontar/ artinya ‘darah’. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, tekanan diberikan pada kata atau bagian tertentu dari kalimat yang dipentingkan atau dipertentangkan dengan kalimat lain.
Contoh :
  • Buku itu dibeli oleh paman
  • Buku itu dibeli oleh paman

Senin, 05 September 2011

Kupinjam matamu sebentar

Mata indahmu cemerlang
mengikat kegelisahanku dengan simpul-simpul kasat mata
kucuri segelas senyum dan sepotong gerak-gerikmu
aku tahu, kita berpijak pada dunia beda dan beda dunia
fiktif.

tanpa beringsut. bola matamu kutulis dalam bukuku
mengikat rasa mau tahuku tentang bara apai yang menghentak
padam.

Maaf. Bola matamu kupinjam sebentar.