Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Kamis, 30 April 2009

MEMILIH dia

MEMLIH dia

Sebatas kemampuanku mengunyah permen karet. Kuraba celakamu para penjajal imperium kecil. Aku sudah dewasa sekarang, sama besarnya dengan kapal-kapal pesiar. Demi bel-bel kereta sore itu dan orasi-orasi demonstran setiap hari juga celoteh mereka. Aku sudah dewasa sekarang.
Bila aku memilih sketsamu di birunya langit kotaku, hanya. Sebatas mengunyah permen karet. Nyam-nyam-nyam-nyam
Swing-swong-swung
Berkatalah ketua….
Swing-swong-swung
Diamlah
Swing
Ayo memilih
Swong
Apa?
Swung
Ya.

Berjingkrak kembali berpura-pura
Berputar sedikit bujah bujah bujah
Crut crurut crurut crururururururut
Sendok dan piring berjatuhan
Kerompyang-pyang-pyang-peyang
Ayo memilih gerak!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Gerger-gerger-gerger
Mo
Gerger-gerger-gerger
imis

Swing-swong-swung
Tanpa gerak
Dunia mengkeret
Tanpa ketua
Swing-swong-swung
Kamu bias apa?

Muhammad Shodiqin_PBSID/07-A

YA RASUL KAMI

Pada permulaan waktu
Ketika tentara abrohah dengan pasukan gajahnya
Menyerbu Makkah-mengincar ka’bah
Dan burung-burung ababil yang
Di kakinya mencengkeram bebatuan neraka
Segera menghalau mereka, pasukan gajah

Ya Allah-Ya Rabb, Yang Maha Perkasa dan
Maha Merencanakan Sesuatu

Dari rahim bunda Aminah lahirlah hambaMu
Yang kelak menjadi cahaya bagi umat manusia di muka bumi.
Penegak seruan Laailahaillallah
Di tengah-tengah kejahiliahan semasa itu

Dalam bentangan seribu masa
Hingga kini, seruan itu menjadi darah kami
Menjadi nyawa kami

Ya Al-amin, Ya Muhammad Ya Rasullulah

Malam ini
Kuuntai sajak-sajak untukmu

Ya Muhammad bin Abdullah
Pelita zaman dengan Islamnya
Yang menjadi karunioa terindah dalam
Hidup kita semua

Ya Rasulku……
Malam ini kami bersenandung untukmu
Bersama gugusan bintang
Dedaunan yang menari tertiup angin
Gedung-gedung bertingkat
Gunung yang menjulang tinggi
Ombak di sudut kota kami
Beserta senua makhluk di muka bumi
Semua duduk bersimpuh seraya mengucap
Shalatullah salamullah ‘ala toha rasulillah……..3x

Ya Allah Ya Rabb, Yang Maha Perkasa dan
Maha merencanakan sesuatu

Jadikanlah kami generasi yang selalu mencintai dan merindukan Rasul kami
Jadikanlah kami generasi yang selalu meneladani Rasul kami

Ya Al-amin, Ya Muhammad Ya Rasullulah

POTRET DI SENJAMU (1937-2008)

untuk: Kakek Tua
aku tidak mengenalmu, kakek….
Kakek tidak mengenalku, saya….

Disuatu perumpamaan yang berjalan lurus dalam
Kerat-kerat generasi
Disuatu hari yang berjingkat-jingkat
Menata senja

Kulihat wajahmu di senja itu dengan jarak 71 waktu
Dari 1937-2008 bilangan masehi
Aku tersenyum merangkai sajak,
Meski kata-kata sebatas nama.

Senyum di wajahmu
Menghantarkanku pada serentetan waena yang berliuk-liuk di batas angan
Meretas jejakmu
Yang tersamar pada huruf
Pada kata
Pada klausa
Pada kalimat
Pada alinea pun wacana

Yang berstruktur pada bentangan 71 waktu
Dari 1937-2008 bilangan masehi

Aku tidak mengenalmu, kakek
Kakek tidak mengenalmu, saya

Tapi diantara kita taka ada tembok berlin
Yang mengotak-kotak peradaban berlabel generasi
Karena kita adalah sajak
Karena kita adalah senja itu pada mulanya

Aku memanggilmu kakek mulai hari ini
Sesudah kereta api di kotaku
Perlahan memainkan gerbangnya melompati tiap jendela
Yang bercabang di ruas jemariku…

Aku tidak mengenalmu, kakek
Kakek tidak mengenalmu, saya

(di baca 71 kali-mulai dari 2008 berbalik lurus 25 meter menikung sedikit 12 meter ambil kanan di pertigaan sana. Jangan berhenti, lanjutkan pengembaraanmu melawat senja menembus 1937 monumen yang telah kau ukir)