Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Jumat, 18 Desember 2009

Lelaki Tua dan Laut


Judul : Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and The Sea)
Pengarang : Ernest Hemingway
Penerjemah : Yuni Kristianingsih P.
Penerbit : PT. Serambi Ilmu Semesta
Kota terbit : Jakarta
Tahun/cet. : 2009/2
Jumlah hal. : 138
Ukuran : 21 cm; 15 cm

Lelaki Tua dan Laut merupakan novel terakhir pengarang legenda
ris Amerika, E. Hemingway, yang mengantarnya meraih nobel sastra pa
da tahun 1953. Sampai kini, karya terbesar mantan tentara ini telah di
cetak ke berbagai bahasa di belahan dunia. Sehingga masuk kategori
sastra klasik sekaligus diakui sebagai warian sastra dunia.

Novel ini mengisahkan kegigihan lelaki tua ketika berburu ikan di
alutan lepas. Menggunakan latar tempat di Kuba, Pelaut tua memutuskan
berangkat seorang diri ke laut pada hari ke-85. Teman berburunya, bocah
kecil, yang juga sahabatnya tidak turut serta. Padahal sebelumnya, selama
84 hari mereka bekerja sama melaut. Tampaknya, sahabat kecil itu putus
asa, sebab hasilnya mengecewakan.

Pelaut Tua itu akhirnya berlayar sendiri ke tengah laut lepas. Dengan
berbekal semangat dan optimisme, tubuh ringkihnya tidak membuat ia
gentar. Banyak peristiwa-peristiwa menegangkan dan mencengangkan
dialaminya, termasuk sekawanan hiu mencecar Ikan Marlin yang terperangkap dalam jalanya. Terkadang rasa gentar dan was-was itu muncul ketika disadarinya sendirian di tengah laut lepas sendirian tanpa kawan. Tetapi berkat semangat, kerja keras dan pantang menyerah, semuanya menjadi mungkin.

Secara alur, novel ini bisa dibilang sederhana. Namun, peristiwa yang terjalin di dalamnya cukup memukau. Kelebihan Lelaki Tua dan Laut terletak pada penggambaran konflik batin yang dihadapinya. Optimisme melawan pesimisme, kekuatan melawan ketidak berdayaan, dan kesabaran dengan keputusasaan saling menjegal dan mengalahkan.

Kata-kata terbaik sekaligus menjadi filosOfis tokoh utama yakni MANUSIA BISA DIHANCURKAN TAPI TIDAK BISA DIKALAHKAN. Pada kondisi terjepit, ketika hiu galanus menyerang perahunya. Dengan sekuat tenaga ia menghujamkan pisau kecilnya pada kepala hiu. Dan itu berkali-kali dilakukannya tanpa rasa gentar. Dari sinilah kita bisa meniru semangat tempur Lelaki tua ini pada situasi segenting apapun. Novel ini sisi penguat motivasi tidak kalah dibanding buku-buku motivasi di pasaran. Bila ini terlalu hiperbola, lebih baik kita membaca kemudian membandingkannya.

Tidak ada gading yang tak retak, begitulah pepatah menggambarkan jika di dunia tak ada yang sempurna. Bila konflik batin tergarap serius, konflik fisik tidak begitu. nampak sekali adegan-adegan fisik yang kurang kuat penggambarannya. Ini bisa kita simak pada pertarungannya dengan hiu. Begitu gampang lelaki tua tersebut membunuh hiu. Kesederhanaan ini justru menimbulkan pertanyaan, apakah pengarang mengerti dengan yang diceritakannya? Namun begitu, clah ini bisa ditutupi dengan kepiawaiannya membangun karakter tokoh utama.

Pada akhirnya harus kita akui jika karya hemingway ini bukan sekedar novel. Sikap hidup yang menjadi filosofi tokoh utama memiliki niali-nilai tak terukur di kehidupan nyata. Hemingway tidak sekedar bercerita, tapi dia mengendapkan kekuatan untuk bertahan dan terus mencecar sehingga mengkristal dalam karakter okoh utamanya.