Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Jumat, 28 Juni 2013

Menjadi Guru 5

SELESAI

mungkin belum ya. tapi saya pikir inilah saatnya. Setahun lalu, saya harus merelakan air mata jatuh. Pensi dan Wisuda GAGAL. Ya, tak ada yang lebih menyakitkan dari saat itu. Melihat dan merasakan betapa besarnya sumbangan kawan-kawan OSIS dalam mempersiapkan acara waktu itu. Kesedihan dan kegeraman menjadi satu. Mudah sekali menemukannya di wajah kawan-kawan OSIS, bahkan rekan guru juga tak kalah syok, sedih, sekaligus geram. Malam itu menjadi malam terburuk selama berada di sekolah ini.

saya tak mengatakan ini dendam, tapi biarlah bila dikatakan dendam: saya meluapkan kegembiraan saya setelah acara Pensi dan Wisuda kemarin berjalan dengan lancar. Entahlah, ketika itu saya merasa paling bahagia. Tentu saja bukan bahagia untuk kinerja saya, karena saya sadar, yang berperan besar dalam acara ini yakni kawan-kawan OSIS. Merekalah yang dalam tiga bulan ini pontang-panting. Bahkan, tak jarang mereka harus menerima kata-kata pedas dari pembina OSISnya. Yap, saya lah yang tak habis-habisnya melabrak kawan-kawan OSIS bila kurang greget. Cukup, bahkan sangat kejam. Saya sadar itu.

Begitulah, keberhasilan PENSI dan WISUDA menjadi semacam obat penawar. Entahlah, penawar dendam mungkin. Meski saya sadar, dendam bukanlah sesuatu yang baik. Lihatlah, wajah-wajah lesu kawan-kawan panitia kemarin, saya melihat bara kepuasan dalam senyum dan tatapan mata mereka. Sore itu menjadi yang paling membahagiakan. Yah, bisalah mengisi dukaku yang baru saja kehilangan seseorang yang paling kucintai tuk selama-lamanya.

dan, terima kasih buat semua pihak yang berpartisipasi acara pensi. rekan OSIS, siswa-siswi SMK TGB, guru, alumni, pihak sponsor. Yang paling spesial, selamat jalan buat WISUDAWAN. Jadilah pribadi yang memberikan kenyamanan bukan lainnya...

Apakah ini berarti selesai? oh, saya pikir tidak. hari berikutnya masih panjang. penuh liku. setidaknya kita telah berjalan dengan benar. tidak paling benar memang.

Salam Pak Shodiq