Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Senin, 10 Mei 2010

Main Puzzle


Untuk: Seiko, sang pembunuh yang manis


aku selalu memandangimu saat langit berbias merah.
Wajahmu senja, mencangkung di kaki bukit.
Aku selalu memandangimu. Bola matamu selalu berbinar-binar. Melumat habis hatiku.
(Semenjak itu setiap sore aku duduk di bangku ini. Tanpa siapapun. Aku mencintai kaki bukit itu. Senja itu. Wajah itu)
Menjelang malam kutukar bola mataku.
(Seperti orang-orang yang menukar omongannya dengan bahagianya).
Agar parasmu tak terjamah oleh siapapun.
(Aku bersungguh-sungguh kawan)
Aku ingin main puzzle. Mengutak-atik wajahmu.
Sambil menanti bergulirnya hati.
(kereta pun tiba di senja yang manis. Minggu kelabu)
Aku masih menatap wajahmu. Wajahmu senja, mencangkung di kaki bukit.
Matamu bening jingga bersama kereta.
(Aku menusuk bola mataku. Mendaki kereta yang menjemputku.)
Aku pergi ke langit untuk menemuimu.
(kereta senja terlahir dari kaki bukit itu)

Shodiqinisme
Ngagel Dadi, 27 Nov 2009