Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Senin, 17 Mei 2010

Di Pertigaan suatu sore

dan lagi-lagi aku tersungkur.

entah seberapa jalan yang kususuri, tapi aku kembali tersungkur.
ternyata aku belum bisa berjalan. mungkin aku harus bersabar, untuk menunggu masinis yang tak lagi punya rel dan stasiun.

Menatap wajahmu di pertigaan, aku redup. tak lagi ada nyanyi. bisu dan lindap.
sepenggal sinar matahari yang terjerumus dalam kaleng itu, menyalamiku dengan salam paling manis. Entah lah, aku terlanjur memulai perjalanan yang tak berbatas. mungkin ada ujung. atau, ah, apa pedulimu?

Dipertigaan, aku harus tata lagi selembar kata yang bertebaran diantara kita.

dipertigaan itu, aku mendengar nyanyi yang terbias.

"jangan memilih aku, bila kau tak percaya...."

aku tersudut di pertigaan itu sampai kapanpun...