Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Selasa, 27 Januari 2015

Hijrah

Setelah, ah kata itu sungguh menakjubkan. "Setelah" berarti ada hal yang telah dilalui, mungkin pertanyaan kemudian apa dan bagaimana hasilnya. Ini menyangkut penulis, bukan 'rasan-rasan/baca: nggosip). Setelah empat tahu menjadi Oemar Bakri, pendidik/guru/instruktur ah banyak sekali penyebutannya, akhirnya di penghujung 2014, saya memilih pensiun. Tapi, janganlah berprasangka buruk dulu, umur saya masih dibawah kepala tiga. Pensiun di sini berarti berhenti, juga bukan diberhentikan. Lebih tepatnya kabur. Why? banyak dan ribet untuk emnjawab tiga huruf sialan tersebut. Tapi marilah, pliss move on dong. maka, lahirlah kata pertama di tulisan ini. Yup, Setelah...

Istri sangat tidak setuju terhdap pilihanku. Praktis setelah pensiun, saya didesak untuk mencari lagi pekerjaan yang sama. Serupa. Ya, saya paham selaki eh sekali. Atas nama izazah, dan beberapa hal lainnya. Artinya kurang lebih begini. "Saya telah digariskan dan ditakdirkan untuk menjadi penerus Oemar Bakri. Why? Ijazahnya itu........" namun, pilihan dan pilihan akan selalu ada. Sekuat bagaimana tinggal mengusahakannya.

Akhirnya, saya milih usaha yang tidak populer dan tidak memiliki masa depan yang cerah, begitulah pandangan sebagaian manusia normal terhadap apa yang sedang saya tekuni. Menulis. Yup, saya menekuni bidang ini. meskipun di usia yang setua ini (catatan: masih di bawah kepala 3 :D), belum pernah menulis bagus dan diterbitkan penerbit kelas wahid (baca: amatir), namun ada libido menggebu untuk terjun secara total di dalamnya. Lewat penerbitan, yang mana saat ini sudah saya urus dan sudah legal. Tinggal bagaimana-bagaimana untuk mencapai kata SETELAH.

Well, setelah. Saatnya membuktikan. Bukankah tugas kita itu berdoa dan berusaha. lalu bersyukur. Ringkas nian bukan.

Salam Pak Shodiq