Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Selasa, 27 Januari 2015

Arus Zaman Meluap di Ranjangmu

u/: Sunu Catur

ini cerita tentang tembok-tembok yang
membagi selera dan cara pandang kita.
tentang percakapan napi-napi yang
dieksekusi menjelang maghrib..

bukankah kita telah merapatkan barisan,
membangun kokohnya tembok
peradaban. antara terminologi barat dan
yang bukan barat. antara timur dan yang
bukan timur. maka, arus zaman mengalir
ke arah mana? berkiblat ke mana?
membebek ke mana?

dari jantung paris, denhag, london
madrid, washington, dan lainnya: sebenarnya
kita siapa? kamera dan segala eskalasinya
disiapkan untuk apa. Abad kejayaan, dan
sekaligus takkeberdayaan

zaman edan. bukanlah penyair kita telah
menata urat masa depan. membilangnya
dalam konsep klenik. Konsep liyan pada
jantung irrasional

tuan,
sebut saya havelaar
sebut saya max tolenaar

untuk kerja peradaban
menulis membingkai keadaan

bukankah begitu, tuan minke?

(Sidoarjo, 22.01.15/11.22.03)
-endemik kolonialisme