Bahasa
termanifestasi dalam bentuk kalimat. Kalimat terdiri dari unsur
segmental dan unsur suprasegmental. Unsur segmental berupa rentetan
bunyi yang dilambangkan dengan huruf yang diucapkan dengan lafal.
Unsur suprasegmental berupa intonasi. Unsur terpenting dalam intonasi
adalah : tekanan, nada, durasi, dan jeda/perhentian.
- Tekanan
Tekanan/
stress
keras-lembutnya bagian ujaran tertentu.
Dalam
bahasa-bahasa tertentu, tekanan berfungsi untuk membedakan arti.
Misalnya, bahasa Arab, /la/ artinya ‘sungguh’ , sedangkan /la/
artinya ‘tidak’ . Dalam bahasa Batak Toba, /bontar/
artinya’putih’, sedangkan /bontar/ artinya ‘darah’. Sedangkan
dalam bahasa Indonesia, tekanan diberikan pada kata atau bagian
tertentu dari kalimat yang dipentingkan atau dipertentangkan dengan
kalimat lain.
Contoh
:
- Buku itu dibeli oleh paman
- Buku itu dibeli oleh paman
- Nada
Nada/pitch
naik turun / tinggi rendahnya arus ujaran dalam pelafalan kalimat.
Nada tinggi dipakai oleh yang sedang marah, sedangkan nada rendah
dipakai oleh orang yang sedanga sedih. Nada
memiliki peranan penting dalam pembentukan isi/jenis kalimat. Kalimat
berita menggunakan nada akhir menurun, dilambangkan dengan tanda
titik (.), Kalimat perintah menggunakan nada mendatar, dilambangkan
dengan tanda seru (!). Kalimat Tanya menggunakan nada akhir naik,
dilambangkan dengan tanda Tanya (?).
3.
Durasi
Durasi
panjang pendeknya waktu yang diperlukan untuk mengucapkan segmen
bahasa.
Contoh
:
- Lukisan itu indah sekali.
- Lukisan itu in__dah sekali.
- Lukisan itu indah__ sekali.
4.
Jeda /Perhentian
Jeda merupakan kesenyapan antarbagian ujaran yang mengisyaratkan
batas-batas satuan ujaran. Kesenyapan-kesenyapan itu dapat membatasi
kata, frase, klausa atau kalimat. Dalam
bahasa tulis kesenyapan ditandai dengan : garis miring (/), tanda
koma (,), titik koma (;), titik dua (,
tanda hubung (-), ataupun tanda pisah (--).
Secara
fungsional unsur-unsur segmental kalimat mengemban suatu fungsi,
apakah sebagai subjek (S), predikat (P), objek (O), ataupun
keterangan (K). Sebuah
kalimat lengkap harus ada S dan P dengan intonasi selesai. Sedangakan
kalimat tak lengkap intonasinya terasa tidak selesai.
- Kalimat LengkapBukan Kalimat lengkap
- Adegan itu menakjubkan.
- Menakjubkan adegan itu
- Adegan yang menakjubkan itu
- Itu adegan
Bahasa
baku merupakan salah satu variasi bahasa yang pada umumnya mengacu
pada bahasa orang terdidik/terpelajar dalam situasi resmi/formal baik
lisan maupun tulis dengan tidak menampakkan cirri kedaerahan atau
asing.
Bahasa
baku sering digunakan dalam
:
- Komunikasi resmi, misalnya surat resmi atau dinas, pengumuman resmi,perundang-undangan.
- Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, buku keilmuan, tesis, desertasi.
- Pembicaraan di lembaga, di sekolah, kuliah, rapat, konferansi, konggres, pidato kenegaraan.
- Pembicaraan dengan orang yang dihormati, dengan atasan, pejabat, guru/dosen, dengan orang yang baru dikenal.
Ciri-ciri
Bahasa Baku :
1).
Menggunakan lafal, tekanan, intonasi yang sesuai dengan sistem bunyi
bahasa Indonesia.
- Menggunakan penempatan jeda yang sesuai dengan satuan makna/sintaksisnya.
- Dalam bahasa tulis, harus sesuai dengan EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.
- Menggunakan kata-kata baku yang sesuai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Menghindari pemakaian bahasa gaul, daerah maupun asing.
- Menghindari pemakaian bentuk-bentuk ketatabahasaan yang menyimpang dari kaidah baik morfologi maupun sintaksis.