Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Minggu, 16 November 2014

Menjadi Guru 12

#SEHABIS

Ada hal-hal yang perlu dirayakan. Saya pikir itu wajar saja. Dan, saya larut juga dalam euforia itu. OSIS baru, yang tentu saja muncul wajah-wajah baru telah menyelesaikan satu event yang saya bisa menyebutnya, cukup sukses. Bukan tidak sukses, bukan sangat sukses, tapi cukup sukses. Kalau saya beri kisaran point, di atas KKM lah.

Hari pahlawan tahun ini puncaknya Jumat kemarin, Well, semua berjalan seperti yang sudah kami rencanakan. meskipun ada beberapa hal yang di luar ekspetasi saya. Penampilan peserta lomba yang energik, dance ala vony yang eksotis, komedi ala XII APK1 yang gokil, serta tontonan tetater jendela besutan pak Abraham yang cukup memukau. Alhasil, dari tahun-tahun sebelumnya, saya setuju dengan statement pak Wandi, tahun ini pahlawannya lebih jos.

Sebelum acara dimulai, kendala yang besar yakni bagaimana menyiasati tempat acara. maklum, seiring waktu, kendaraan yang parkir di halaman sekolah, membludak meeen. Mulai dari ninja, vixion, ducati, hingga sepeda angin-anginan yang bannya sering kempes, bisa kita jumpai di parkiran. Itu belum lagi sumbangan kendaraan dari SD dan SMP. Jadi semacam showroom lah mungkin tiga tahun mendatang. Satu lagi, beberapa pohon yang ditebang tempo hari membuat kulit siswa yang biasa spa dan ke salon gosong bila siang hari (hahaha).

Lalu, lainnya lagi, sebagai sekolah kompleks tentu ada masalah bila membuat event di halaman. Apalagi kalau bukan suaranya bikin gaduh tetangga SD dan SMP. Bahkan, demi itu, mas Choir sempat tanya ke guru SD tentang keberadaan siswanya sore hari. Akhir cerita, semua bisa diatasi. Maksudnya begini, suara sound bikin kelas SMP yang berada di belakang panggung super terganggu. Saya kasihan juga sama gurunya sebenarnya, sempat beberapa kali ke luar melihat kondisi. Tapi ini kan acara mulia, jadi tak ada hal-hal ricuh. malah, anak SD dan SMP larut juga dalam goyang Dumang. meski yang paling ribet diaturnya itu, anak SD. Anak SMKnya ke mana??? Tenang, mereka berdesakan di balkon. bahkan kelas XIAPK2 membuat sebuah spanduk dari darah ayam yang bertuliskan kata-kata motivasi.


‪#‎Konvoi‬ sendiri

Sebelum acara, saya dan Mujibshii BOcahrespekc konvoi ke toko elektronik. Tujuannya supermulia, beli micropon dan standmic (penyangga mik/cagak e mik). Yang menyedihkan, tak ada satupun toko elektronik yang buka. maklum, efek jumaatan. Jadi harus nunggu dulu. Pertama nunggu di warung kopi alias giras. Di giras, ada kejadian unik. Muridku yang bernama Mujib, meskipun pake baju olahraga, dikira sudah bekerja sama penjuale. Saya berpikir, mungkin wajahnya sudah tua kali ya. hahaha. "kerja di mana mas?", tentu Mujib bingung. akhirnya dijelaskan juga sama dia, kalau ia masih berstatus pelajar. Yah, meskipun berwajah tua.... hahaha. "mungkin itu pak, kok saya sama sama orang tua seperti sampean. makanya dikira kerja" kata mujib membela diri ketika kuledek.
Pencarian mic dan standmic, berlangsung dramatis. dari Setro ke bulak rukem, lalu lewat jalan raya kedung cowek menyisir sampai lampu merah. hasilnya nihil. Barulah setelah frustasi kira-kira pukul 13.30, terbukalah tokonya. Saking girangnya, kami menunggu di depan toko yang pintunya masih terbuka sebelah. Setelah terbuka semuanya, barulah kami utarakan niat baik kami. Hanya saja, apa yang kami cari tak bisa kami dapatkan semuanya di sana. Waktu sudah semakin runcing saja, padahal acara dijadwal telah mulai pukul 13.00.. Kami pun memacu XEON RC yang seminggu lalu itu kecebur jurang itu dengan kecepatan pelan. maklum lewat perkampungan. banyak polisi tidur dan akan dimaki-maki bila terlalu cepat.

di sekolah, peserta lomba sudah mulai konvoi keliling kompleks perumahan warga. Sementara di langit, mendung mulai berjajar rapi. Ada gerimisnya juga.

Salam Pak Shodiq