Kemarin saya pulang kampung. Momen liburan. Di sekolah ada aktivitas
penerimaan siswa ups peserta didik baru. Yah, mau siswa/murid/peserta
didik, bagi sekolah swasta pinggiran sama pentingnya.
Nah,
kembali ke masalah pulang kampung. Perjalanan Surabaya menuju Lumajang
memakan waktu kurang lebih 4 jam. bagi yang awam dengan Lumajang,
bayangkan saja Jember lah. Kalau masih belum juga ngeh, imajikan dengan
tempat nun jauh di selatan.
Ndak tahu kenapa, hari Jumat kemarin, bus bus pada padat penghuni. Jadi
harus duduk di kursi tambahan. Kursi plastik. Padahal busnya Patas.
Itupun tarifnya sama saja dengan yang duduk di kursi empuk. Masih belum
berhenti, tarifnya naik. Yap, ini masalah BBM tempo hari. Sampai di terminal Lumajang, saya harus menempuh perjalanan lagi yang
cukup jauh. Termasuk mengerikan juga. Transportasinya yang memungkinkan
yakni ojek. Maka sesuai dengan hukum yang berlaku, saya ngojek.
Kampungku cukup terpencil. Tak ada lampu yang bertebaran di jalanan.
Suasana benar-benar gelap. Saat itu pukul 9.30. Beberapa rumah penduduk
yang kami lewati sudah senyap. Suara motor menderu membelah sepi.
Melintasi areal persawahan yang cukup panjang. Kanan kiri hanya sawah
menghampar. Kadang-kadang saya berpikir ekstrem.
Motor
berhenti. lalu saya dihajar ditempat gelap itu. barang-barang
kepunyaanku dirampas habis. lalu dibunuh. Wah, menggigil saat bayangan
itu melintas. Maklumlah, ilmu bela diri saya cekak. Dulu hanya beli
seragam silat, lalu mbolosan. Wal hasil hanya punya seragam saja. Tanpa
ilmu. jadi kalau dihajar, saya hanya bisa pasrah. dan mungkin berlari,
tapi kalau ketangkap langsung dibunuh biasanya.
Untuk
mengurangi pikiran kotorku, aku berbasa-basi dengan pengendaranya.
kadang terselip rasa berdosa. Suara pak ojek, lembut. Kebapak-bapakan.
Namun beberapa saat kemudian, pikiran kotor itu menyelinap.
"Ya mas. sekarang ini BBM Naik. biasanya beli 15 ribu sudah penuh, sekarang 25 ribu" katanya perlahan.
"Iya pak. betul. tapi mau gimana lagi"
"sebentar lagi pelebaran. Penghasilan seperti ini terus. Tapi harga-harga udah pada naik."
pikiranku berlari-lari. Beberapa hari lalu salah satu pejabat bilang,
kenaikan BBM untuk menyelamatkan perekonomian kita. Kalau tak dinaikkan
akan memperburuk keadaan.
"mau gimana lagi pak"
"betul mas. ya begini ini. pengeluarane besar. pemasukane segini saja."
Sepanjang sisa perjalanan, saya ndak takut lagi. Kalaupun mau
dirampok, saya pasrah. Tapi pak ojek tersebut, memang bekerja dengan
baik. Saya sampai rumah dengan selamat. Saya masih menyimpan senyumnya
rapat-rapat di hati. pekerja yang punya ketulusan dan tanggung jawab.
yah, semoga saja yang lainnya memiliki integritas yang sama di tengah badai masalah yang mendera kita. hehe, aminlah..