Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Jumat, 17 Januari 2014

Bukan


begini, maaf saya harus mengawali dengan kata begini. tentu supaya tidak begitu. maksud awalnya kira-kira demikian.
**
sepulang kerja, cukup larut. dua saudara kembar, sebut saja Barok Julliardz dan Aam Kamil (yang awal bukan nama sebenarnya) sudah bertafakur di kos. nama pertama sibuk dengan rapor siwa-siswanya. nama kedua asyik menikmati siaran tv. sebelum itu, nama pertama menghubungiku akan mampir ke kos 10 jam yang lalu (sekitar pukul 12 siang). tapi karena hal dan adat istiadat, baru saat itulah cita-cita nama pertama kesampaian, bertafakur di kos.


nama kedua meminjam laptopku, setelah sebelumnya berbasa-basi. sayang, filenya tidak bisa dibuka. tidak patah arang, nama kedua membuka laptopnya yang bersembunyi di tas. begitu file terbaca, dia menyodorkan aku. tentu saya baca uraian itu. baru lima baris, tapi saya sudah mulai "ngeh". konsentrasi buyar saat nama kedua menyerahkan sebuah buku puisi. wah, ini hadiah untuk ulang tahunku. saya pikir demikian. tentu setelah mencermati rentetan kalimat di monitor tersebut.

dua saudara kembar bilang, kalau tulisan dan buku ini langsung dari sang pengarang. kalau tak salah, Timur Suprabana, penyair senior yang cukup nyentrik. maksudnya, yang nyentrik penampilannya. "aneh sekali, apa pulu hubunganku dengan penulis itu. maka saya hanya bisa tertawa. sedikit terharu sekaligus termotivasi atas isi tulisan yang menyertai buku puisi tersebut"....

(Di hari ulang tahunmu ini, aku berdoa untukku sendiri. Semoga aku berani sepertimu yang telah berani memenuhi panggilan peran yang penuh resiko ini. Selamat ulang tahun saudaraku, mudah-mudahan tulisan dan buku ini berkenan di hati)

tentu saya cukup bahagia, bukan lantaran ingat dan memberi sesuatu di ulang tahunku, namun dengan menyebutku ‪#‎saudaraku‬ itu anugerah terbesar. atas dalih apapun, persaudaraan masih harus senantiasa diutamakan.
**
terimakasih buat saudaraku ‪#‎mantanchef‬ dan saudara kembar, tepat di tanggal itu saya merasa terlahir kembali.

menjadi biru.
begini