Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Sabtu, 08 Desember 2012

JUMPA I



hari itu sepertinya akan selalu kukenang. motorku kuparkir di halaman depan sekolah ini. badanku gemetaran. Antara rasa percaya dan tidak, aku langkahkan kakiku. mataku melihat ke sana-kemari, berharap menemukan sosok yang membuka jalan hidupku. Ternyata sepi. sebenarnya saya tahu, sekarang lagi ujian akhir sekolah. pastinya semua sibuk dengan tugasnya.

Banyak yang berubah, 10 tahun yang lalu saya akrab dengan bangunan ini. dengan halaman ini. tiga tahun lamanya, ketika masih berseragam putih biru, aku berada di sini. dibimbing guru-guru yang sampai saat ini masih lekat dalam benakku. mereka adalah orang-orang hebat dengan style masing-masing.

kakiku melangkah menuju ruang TU. bangunan masih seperti dulu, namun beberapa tambahan nampak semakin membuat bangunan sekolah ini lebih indah. badanku bergetar hebat. di pintu TU saya mengucapkan salam. Menjumpai tiga orang yang sedang bekerja. dua orang diantaranya saya kenal. saya langsung menjabat tangan lelaki yang duduk di meja depan pintu. laki-laki itu mengingat-ingat aku. begitupun perempuan yang disebelahku. pada intinya mereka tahu bahwa saya pernah sekolah di sini. tapi ingatan mereka akan namaku tidak cukup baik. saya memang sengaja berlama-lama tak menyebutkan nama. Samapai kemudian yang perempuan menyebut namaku.


"Shodiqin. Shodiqin tooo" ujarnya sambil bimbang..


saya tersenyum dan membenarkan. lalu suasana mulai cair. Yah, lelaki itu (Pak Mail) dan bu nanik langsung berbincang-bincang banyak hal denganku. sedikit mendedah masa lalu yang pernah kita alami. Samapai kemudian saya minta izin untuk keliling sekolahan, sembari menunggu guru-guruku selesai njaga UAS.


Saya mengunjungi Aula. di situlah dulu saya main drama waktu perpisahan sekolah. belajar pramuka. dan kongkow saat pelajaran kerajinan tangan. sekarang ruangan itu disekat menjadi dua bagian. kurang tahu juga maksudnya. saya hanya tersenyum bila mengingat momen yang pernah kulakukan di tempat itu.


ketika keluar ruangan itu, mataku menyapu tiga ruangan kelas yang salah satunya dulu pernah kutempati. Tak tahu dari mana, pipiku basah. Keharuan itu tiba-tiba meruap. ingtan tentang sahabat-sahabat masa itu yang sekarang sedang menjalani takdir sebai dirinya sendiri.


Ruangan kelas itu dipishkan oleh lapangan utama. di situlah tempat kami upacara bendera. saat yang spesial, di situlah saya dilepas dengan beberapa teman saya untuk mewakili Lumajang dalam kegiatan pramuka tingkat penggalang. kami diberikan bingkisan dari sekolah dan didoakan keselamatannya bersama-sama. hal yang waktu itu membuatku harus menangis haru. di lapangan itu pulalah kadang kami main bola. lomba agustusan ataupun lomba saat MOS.