Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Sabtu, 28 Agustus 2010

Toleransi Bergaransi


kenapa kita sering ricuh antar sesama? kenapa kita cepat berurat syaraf bila berbeda? kenapa kita merasa benar sendiri?

Sebagai negara yang majemuk, Indonesia tak bisa mengedepakan keakuan. Karena hal ini tentu akan berbenturan dengan pihak lain yang juga berakuan. Nah, untuk itu saat ini kita membutuhkan sikap toleran yang cukup besar untuk mewujudkan kehidupan yang ideal. Bukan hanya toleran dalam beragama saja, tetapi lebih jau lagi. Dalam setiap segi, toleran harus kita usung untuk mewujudkan ke-Bhinekaan Tunggal Ika-an yang utuh.

Pluralisme, multikulturalisme atau apapun juga tak akan mampu terwujud tanpa dasar sikap toleran. Sikap toleran di negara kita masih memprihatinkan. Demokrasi yang menjadi sebuah simbol kebebasan berpendapat, malah melabrak privasi lainnya.Tentu saja ini memantik kericuhan yang tak berujung. Kita masih lebih suka bicara keakuan tanpa melihat kepentingan yang lebih besar, yakni persatuan bangsa ini.

Secara konkret, sikap toleransi ini harus menjadi landasan dalam kehidupan berbangsa. Diantaranya diwujudkan dengan saling menghormati (bukan tunduk), tenggang rasa, dan saling dialog secra damai antara satu dengan lainnya. Meskipun dalam prakteknya masih jauh dari harapan, marilah kita mulai dari diri kita sendiri. Kita pupuk budaya toleransi tanpa adanya tendensi apapun.