Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Senin, 16 November 2009

Dongengan Sang Hero


Sebuah waktu yang enggan di deteksi para ilmuwan.
Tersebutlah sebuah negeri besar lagi kaya. besar jumlah penghuninya. kaya koruptornya. besar hutang luar negerinya, mokong cukong-cukongnya.

Penghuninya saling tikam. saling tuding. caci-mencaci,. demo-demoan. dan sementara itu pahlawan kesuma bangsa, yang pertaruhkan nyawanya harus terbujur kaku di pekuburan ini.

dengarkan, aku hendak bercerita pada kalian. tentang sebuah dongeng bernama Pahlawan.
Ya, pahlawan.. Pahlawan bertopeng dan yang tak punya topeng.
Pahlawan yang miara cicak. Pahlawan yang miara buaya.
Pahlawan yang menilap uang rakyat untuk kebahagiaan anak dan isterinya.
dan pahlawan yang enggak punya jam beker. sehingga bangunnya selalu kesiangan. alias pahlawan kepagian. serta pahlawan yang tak bertanda.

dengarkan. kita semua adalah pahlawan. hanya pikiran piciklah yang mengkontruksi makna pahlawan. pejuang yang mati membela bangsa. padahal, pahlawan ada di mana-mana.
dan kita semua adalah pahlawan. pahlawan atas kepentingan kita. nafsu kita. kebejatan kita. keluhuran kita. dan mimpi-mipi ortu kita.

dengarkan. periksalah catatan kita tentang dongeng-dongeng yang telah menguap. tentang pahlawan yang terbujur kaku. membiru dan membeku. juga membusuk.
Coba liat seksama. nisan-nisan ini.
Anda mendengar suara tawa?
Anda menangkap senyumannya?
Apakah anda justru tidak apa-apa?

Coba jangan menyerah. pahami suara ini.

"KAMI BICARA PADAMU DALAM HENING DI MALAM SEPI
JIKA DADA RASA HAMPA DAN JAM DINDING YANG BERDETAK.
KAMI MATI MUDA. YANG TINGGAL TULANG DILIPUTI DEBU.
KENANG-KENANGLAH KAMI.

KAMI CUMA TULANG-TULANG BERSERAKAN
TAPI ADALAH KEPUNYAANMU
KAULAH LAGI YANG TENTUKAN NILAI TULANG-TULANG YANG BERSERAKAN

ATAU JIWA KAMI MELAYANG UNTUK KEMERDEKAAN, KEMENANGAN DAN HARAPAN
ATAU TIDAK UNTUK APA-APA
KAMI TIDAK TAHU, KAMI TIDAK LAGI BISA BERKATA

KAULAH SEKARANG YANG BERKATA" (CH-aw)

Anda sudah mendengar bukan? jadi buat apa kita berdongeng? buat apa ngeributin cicak? ngomongin koruptor? nggosipin buaya? menghujat sana-sini. malu. malu seharusnya kita
pada yang telah menjadi tulang.

dengarkan, marilah malam ini kita berbuat keadilan. membeli racun tikus. lalu menggaknya sampe mampus. karena itu lebih terhormat ketimbang hidup dalam kegagalan.

suatu saat, ibu akan berkata pada anaknya......
"jangan nangis nak, negeri ini pasti akan aman. gemah ripah loh jinawi. tapi nanti. setelah ibumu nyusul bapakmu mati. setelah kamu mati"

Penghuni negeri itu pun berduyun-duyun ke sorga. koruptor menyambut dengan gegap gempita. ada yang ngebawa cicak. nnunggang bguaya. koruptor menyambut kita. meninggalkan pahlawan kesuma bangsa jauh di belakang. mari bersatu.
MERDEKA DAN MATI.
................................Surabaya, 9 November 2009.