Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Kamis, 30 April 2009

POTRET DI SENJAMU (1937-2008)

untuk: Kakek Tua
aku tidak mengenalmu, kakek….
Kakek tidak mengenalku, saya….

Disuatu perumpamaan yang berjalan lurus dalam
Kerat-kerat generasi
Disuatu hari yang berjingkat-jingkat
Menata senja

Kulihat wajahmu di senja itu dengan jarak 71 waktu
Dari 1937-2008 bilangan masehi
Aku tersenyum merangkai sajak,
Meski kata-kata sebatas nama.

Senyum di wajahmu
Menghantarkanku pada serentetan waena yang berliuk-liuk di batas angan
Meretas jejakmu
Yang tersamar pada huruf
Pada kata
Pada klausa
Pada kalimat
Pada alinea pun wacana

Yang berstruktur pada bentangan 71 waktu
Dari 1937-2008 bilangan masehi

Aku tidak mengenalmu, kakek
Kakek tidak mengenalmu, saya

Tapi diantara kita taka ada tembok berlin
Yang mengotak-kotak peradaban berlabel generasi
Karena kita adalah sajak
Karena kita adalah senja itu pada mulanya

Aku memanggilmu kakek mulai hari ini
Sesudah kereta api di kotaku
Perlahan memainkan gerbangnya melompati tiap jendela
Yang bercabang di ruas jemariku…

Aku tidak mengenalmu, kakek
Kakek tidak mengenalmu, saya

(di baca 71 kali-mulai dari 2008 berbalik lurus 25 meter menikung sedikit 12 meter ambil kanan di pertigaan sana. Jangan berhenti, lanjutkan pengembaraanmu melawat senja menembus 1937 monumen yang telah kau ukir)