skip to main |
skip to sidebar
H+
Demam sekolah menjadi titik temu kebisingan pagi ini. Liburan semester
yang hampir tiga mingguan nampaknya sedikit memberikan energi positif
bagi pecandu sekolah, baik itu muridnya ataupun gurunya. Tentu saja saya
ambil bagian dalam kebisingan itu. Pagi-pagi sudah diberi wejangan Ibu
agar membetulkan selokan yang mampet. Alhasil, aku harus bergumul dengan
comberan yang sedikit kurang sedap. Bahkan setelah berkali-kali kucuci
dan kuberi minyak wangi, samar-samar masih tercium aromanya.
Hanya sedkit waktuku setelah bergelut dengan selokan, selanjutnya
melanjutkan kembali rutinitas sebagai guru yang sempat terhenti dalam
liburan ini. Motor kuparkir dengan perasaan agak bahagia, pasalnya belum
terlambat. Segera saja menuju ruang guru dengan menahan rasa sakit di
pergelangan tangan akibat beradu dengan beron selokan. Baunya juga masih
segar. Bau selokan. Menyapa beberapa guru yang berbincang di dekat
mading. Sensasi yang cukup berbeda, mungkin karena jarang berjumpa jadi
memberikan sebuah cetakan kejut yang membuat pikiran menjadi baru.
Setelah merapikan rambut dan memotong kumis di ruang guru, saya
langsung menuju kelas XII APK. Beberapa buku telah kusiapkan. Saya
melangkah dengan pelan. Bau selokan masih kurasakan berpendar dari
tanganku. Di ruang kelas, saya merasa berada di sebuah selokan yang
cukup besar dan di dalamnya banyak wajah-wajah yang melancarkan nada
protes. Musim hujan tampaknya membuat ruang kelas ini menjadi cukup
parah. Air menggenang di sana-sini. Wajah-wajah siswa nampak mendukung
suasana. Muram.
Yang ada di benakku saat itu yakni, bagaimana
agar kelas tersebut menjadi bersih kembali. Bukan itu saja, saya ingin
teman-teman XII APK dengan senang hati dan gembira membersihkan
kelasnya. Ternyata impian saya terwujud, beberapa anak rela mengepel,
membelikan soklin lantai, melepas sepatu, mengambil air berkali-kali,
menyapu. Tentu saja sambil bercanda. Supri yang konyol dengan sepatu
abu-abunya. Agus yang memiliki pengalaman ceria dengan ruang kelas
basah. Bagus yang sedikit senyum tapi cukup telaten. Ratno yang ulet
menyapu dan sesekali mengelap lantai. Hasan dengan senyum simpulnya
membantu agus. Ludia dengan bijaknya memberikan petuah. Begitu juga
dengan eko yang kadang membantu, kadang memberikan masukan. Fatmah,
anggun, rini yang bergantian mengelap meja dan mengambili kursi. Juga
semua siswa yang begitu keadaan bersih langsung berduyun-duyun masuk
kelas dengan sedikit komentar-komentar jenaka.
Saya begitu
terkesan dengan kelas ini. Terimakasih banyak atas kerja kerasnya tadi
pagi. Semoga ndak bosan seperti itu lagi bila sewaktu-waktu hujan lebat.
Kelas kalian merupakan rumah kalian juga ketika berada di sekolah.
Harus ada yang sadar untuk merawatnya. Tentu saja agar kita nyaman di
dalamnya. Tenang saja, beberapa bulan lagi teman-teman akan segera
lulus. Saya doakan semua lancar....
Begitulah. Saya belajar banyak dari kerja keras "sampean".
Salam Pak Shodiq