Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Jumat, 12 Juni 2015

Bukumu Juga Anumu

Lama sekali saya abai terhadap buku sendiri. Semenjak menikah, terhitung beberapa kali mengumpulkan buku terserak. Menatanya dengan asal. Bahkan, buku-buku tersebut kesannya terlantar. Kondisi yang berdebu, ternyata membuat hatiku tersentuh. Sakitnya di sini, kata anak alay.

Hari ini, (Jumat, 12/6/15), adegan bersih-bersih sepertinya tidak bisa ditunda. Kalau mereka yang hobi batu akik saja tiap hari menggosok barang kesayangannya itu, kenapa saya tidak bisa. Penggila burung bisa berlama-lama tiap pagi berkasih-kasih dengan burungnya. Ah, sesungguhnya faktor sibuk tak bisa dijadikan alasan. Toh, sesibuk apapun kalau diagendakan ya tentu saja bisa. Saya menyadari, hobi pencet-pencet smartphone menjadi kendala utama.

Entah itu siang, malam, pagi, pencet-pencet terasa lebih esoy. Tidak bosan. Lha kok bisa? Maka, kembali ke isu utama, bersih-bersih buku tidak bisa ditunda. Buku-buku saya merupakan harta yang berharga yang kukumpulkan selama masa kuliah. Kendati uang pas-pasan, toh saya bisa melebihi impian dengan punya koleksi 100 buku. Meski mimpi sebenarnya, melebihi koleksi dosen saya. Apa ya bisa? Hmm, setelah rumah tangga, rutinitasku mengunjungi rumah kedua (toko buku) berkurang drastis. Kalau sudah begitu, jangan tanya beli buku. Sudah pasti amat sangat jarang.

Buku-buku kukumpulkan dalam satu area. Sebeumnya terpisah-pisah. Sebenarnya ini inspirasi dari koleksi buku Mas Pana. Saya melihatnya saat "print out" thesis beliau di rumahnya. Koleksi banyak, bervariasi, dan rapi. Itulah salah satu dari alasan yang saya ungkapkan di atas. Nah, langkah awal, dari koleksi yang tercecer di beberapa tempat, saya kumpulkan di satu titik. Sebelumnya dibersihkan debu-debu yang membandel. Tentu tak pakai air. Haha

Sebagai pembaharu agar disebut kekinian, saya mencoba digitalisasi buku. Caranya dengan mendata semua buku. Mulai barcode, kategori, judul, penulis, penerbit, dan tahun terbit. Tujuannya supaya ada data tentang buku-buku apa yang kupunya. Serta kelayakan buku. Karena ada beberapa buku lama yang kondisinya membuat hati pedih. Juga beberapa buku baru yang telah diserang rayap. Lebih menyedihkan. nah, sampai tulisan ini dibuat, proses digitalisasi masih berlangsung. Saya lakukan bertahap. Supaya lebih ringan dan tidak membosankan.

Nah, kalau punya koleksi buku maka janganlah meniru kebiasaan buruk saya. Rawatlah bukumu seperti kamu merawat anumu.

Salam..

----------------------
Markas Pribadi, 12/6/2015