-Nostalgia
dengan penyair Harianboho (Sumatera Utara). Teeuw bilang, setelah Chairil, dia
penyair angkatan'45 terkemuka. Harry Aveling menyebutnya sebagai penyair
Indonesia terkuat. Hidup dalam kurun waktu yang cukup panjang, 1924-2014.
Sebagai penyair, menurut JJ Rizal (2006), selain berumur panjang dan kesempatan
menulis yang konsisten, dia juga telah menunjukkan kekuatannya melalui ujian
kritik dari segi kualitas. Siapakah dia? Sang Penyair Petualang, begitulah Ajib
Rosidi memberi julukan. Sitor Situmorang, itulah namanya. Selaman jalan penyair
Sitor-
#Si Anak Hilang
Pada terik
tengah hari
Titik perahu timbul di danau
Ibu cemas ke pantai berlari
Menyambut anak lama ditunggu
Titik perahu timbul di danau
Ibu cemas ke pantai berlari
Menyambut anak lama ditunggu
Perahu titik
menjadi nyata
Pandang berlinang air mata
Anak tiba dari rantau
Sebaik turun dipeluk ibu
Pandang berlinang air mata
Anak tiba dari rantau
Sebaik turun dipeluk ibu
Bapak duduk
di pusat rumah
Seakan tak acuh menanti
Anak di sisi ibu gundah
- laki-laki layak menahan hati -
Seakan tak acuh menanti
Anak di sisi ibu gundah
- laki-laki layak menahan hati -
Anak disuruh
duduk bercerita
Ayam disembelih nasi dimasak
Seluruh desa bertanya-tanya
Sudah beristri sudah beranak?
Ayam disembelih nasi dimasak
Seluruh desa bertanya-tanya
Sudah beristri sudah beranak?
Si anak
hilang kini kembali
Tak seorang dikenalnya lagi
Berapa kali panen sudah
Apa saja telah terjadi?
Tak seorang dikenalnya lagi
Berapa kali panen sudah
Apa saja telah terjadi?
Seluruh desa
bertanya-tanya
Sudah beranak sudah berapa?
Si anak hilang berdiam saja
Ia lebih hendak bertanya
Sudah beranak sudah berapa?
Si anak hilang berdiam saja
Ia lebih hendak bertanya
Selesai
makan ketika senja
Ibu menghampiri ingin disapa
Anak memandang ibu bertanya
Ingin tahu dingin Eropa
Ibu menghampiri ingin disapa
Anak memandang ibu bertanya
Ingin tahu dingin Eropa
Anak diam
mengenang lupa
Dingin Eropa musim kotanya
Ibu diam berhenti berkata
Tiada sesal hanya gembira
Dingin Eropa musim kotanya
Ibu diam berhenti berkata
Tiada sesal hanya gembira
Malam tiba
ibu tertidur
Bapak lama sudah mendengkur
Di pantai pasir berdesir gelombang
Tahu si anak tiada pulang
Bapak lama sudah mendengkur
Di pantai pasir berdesir gelombang
Tahu si anak tiada pulang
(1955)
Pustaka: Sitor Situmorang: Kumpulan Sajak 1948-1979 (Editor: JJ. Rizal/Komunitas Bambu: 2006)