Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Kamis, 05 Mei 2011

Pendidikan yang mengendap-endap

Hari pendidikan baru saja lewat. Sepertinya mengendap-endap. Mungkin malu atau memang lagi trend zaman ini. Saya sedikit tertarik mengenai isu pendidikan karakter. Meskipun kemudian saya menolak paparan-paparan beberapa tokoh yang mengimpor definisi-definisi terkait. Bukan sok anti luar atau sok lokalisme, tapi menurut saya kurang pada tempatnya.

Tetapi intinya, pendidikan karakter itu penting bagi bangsa ini ke depannya. Permasalahannya, karakter seperti apa? Menurut hemat saya, dengan mencari-cari sesuatu di masa silam (sejarah pergerakan) kita akan sedikit terbantu untuk memahami karakter yang dibutuhkan sehubungan dengan karakter di bidang pendidikan. Pada dekade kebangkitan cendekiawan pribumi dalam menembus dominasi Belanda, pernahkah terlintas dalam benak kita bagaimana para terpelajar itu akhirnya mampu berdiri tegak dengan mengibarkan kemerdekaan yang amat mustahil waktu itu?

Memang betul, kesamaan itu akan menggiring kita pada sebuah gerakan kolektif. mengaca pada situasi bangsa pasca reformasi, sebenarnya kesamaan ingin berubah lebih baik ada, namun kesannya lebih mengedepankan kepentingan pribadi. Hubungannya dengan pendidikan apa? Masalah kesamaan, mari kita arahkan corong pikiran kita untuk mengedepankan asas kebersamaan. Mari kita buat pendidikan sebagai ajang kebersamaan untuk Indonesia lebih baik. Bukan karena ini dan itu serta tetek bengek lainnya. Satu hal lagi, pendidikan seharusnya melahirkan sikap jujur yang nampaknya masih amat bermasalah.

Akhirnya, pendidikan karakter bukanlah sebuah definisi. Tetapi lebih pada bongkar-pasang cuplikan sejarah masa lalu untuk dicari kekiniannya.