Hujan tak hujan memasuki musim labil.
negeri ini seperti bukan negeri. labil.
hujan di negeri ini seperti tak hujan.
negeriku bukan hujan. bukan pula tak hujan hujan yang sengaja tak hujan.
hujan tak hujan di negeriku.
negeriku bergelimang hujan.
negeriku penuh kanvas putih.
negeriku bukan hujan. bukan pula tak hujan yang sengaja tak hujan. labil,
Menu
Selasa, 12 April 2011
Siklus Hujan 2
Siklus Hujan 1
Hujan sore itu membuat mataku bertambah satu.
tak ada suara yang semerbak
tapi kegaduhan seakan diturunkan dari langit.
menyimpulkan segi-segi tak teratur.
kenapa panggung itu hanya melulu seperti itu?
tragedi seakan melingkar bersama tanya dan jawab.
bersama harap dan pengap.
bersama penguasa-penguasa negeri yang alpha akan kematian.
Kamis, 07 April 2011
Pemerolehan Sintaksis
2.1 Teori-Teori Pemerolehan Sintaksis
Berikut ini beberapa teori pemerolehan sintaksis yang diadaptasi dari http://afrizaldaonk.blogspot.com/2011/01/pemerolehan-bahasa-sintaksis.html.
2.1.1 Teori bahasa Pivot
Kajian mengenai pemerolehan sintaksis oleh kanak-kanak dimulai oleh Brane (1963), Bellugi (1964), Brown dan Fraser (1964), dan Miler dan Ervin. Menurutnya ucapan dua kata kanak-kanak terdiri dari dua jenis kata menurut posisi dan frekuensi munculnya kata-kata itu dalam kalimat. Kedua jenis kata ini kemudian dikenal dengan nama kelas pivot dan kelas terbuka. Berdasarkan kedua jenis kata ini lahirlah teori yang disebut teori tata bahasa pivot.
2.1.2 Teori hubungan Tata bahasa nurani
Tata bahasa generatif transformasi dari Chomsky (1957-1965) sangat terasa pengaruhnya dalam pengkajian perkembangan sintaksis kanak-kanak. Menurut chomsky hubungan-hubungan tata bahasa tertentu seperti “ subject – of, predicate – of, dan direct object – of” adalah bersifat universal dan dimiliki oleh semua bahasa yang ada di dunia ini.
Berdasarkan teori Chomsky tersebut, Mc. Neil (1970) menyatakan pengetahuan kanak-kanak mengenai hubungan-hubungan tatabahasa universal ini bersifat "nurani". Maka itu akan lansung mempengaruhi pemerolehan sintaksis kanak-kanak sejak tahap awalnya. Jadi, pemerolehan sintaksis ditentukan oleh hubungan-hubungan tatabahasa universal ini.
2.1.3 Teori hubungan tata bahasa dan informasi situasi
Sehubungan dengan teori hubungan tata bahasa nurani, Bloom (1970) mengatakan bahwa hubungan hubungan tata bahasa tanpa merujuk pada informasi situasi (konteks) belumlah mencukupi untuk menganalisis ucapan atau bahasa kanak-kanak.[1][7]
2.1.4 Teori kumulatif kompleks
Teori ini dikemukakan oleh Brown (1973) berdasarkan data yang dikumpulkannya. Menurut Brown, urutan pemerolehan sintaksis oleh kanak-kanak ditentukan oleh kumulatif kompleks semantik morfem dan kumulatif kompleks tata bahasa yang sedang diperoleh. Jadi, sama sekali tidak ditentukan oleh frekuensi munculnya morfem atau kata-kata itu dalam ucapan orang dewasa. Dari tia orang kanak-kanak (berusia dua tahun) yang sedang memperoleh bahasa inggris yang diteliti Brown ternyata morfem yang pertama kali dikuasai adalah progressive-ing dari kata kerja, padahal bentuk ini tidak sering muncul dalam ucapan-ucapan orang dewasa.
Setelah progressive-ing baru muncul kata depan in, kemudian on, dan diikuti oleh bentuk jamak, ’s. Sedangkan artikel The dan a yang lebih sering muncul dalam ucapan-ucapan orang dewasa baru muncul pada tahap ke 8. urutan perkembangan sintaksis yang dilaporkan oleh Brown hampir sama dengan urutan perkembangan hubungan-hubungan sintaksis yang dilaporkan oleh sejumlah pakar lain.
2.1.5 Teori pendekatan semantik
Teori pendekatan semantik ini menurut Greenfield dan Smith (1976) pertama kali diperkenalkan oleh Bloom. Dalam hal ini Bloom (1970) mengintegrasikan pengetahuan semantik dalam pengkajian perkembangan sintaksis ini berdasarkan teori generatif transformsinya, Chomsky (1965).
|
2.1 Bentuk Tata Bahasa pada Anak
2.1.1 Gramatika Pivot
Pada tahun 1963 Martin Braine, Universitas Calofornia di Santa Barbara, mendapati dalam penelitiannya bahwa urutan dua kata yang dipakai anak ternyata mengikuti aturan tertentu. Penelitian ini kemudian Ia namai grammatika pivot.
Menurut grammatika pivot, bahasa digambarkan sebagai berikut.
a. Ada dua kelas kata, yaitu kelas kata pivot dan kelas kata open
b. Kata-kata pivot sangat sering dipakai, jumlahnya terbatas, selalu dipakai dalam kombinasai dengan kata open lain.
c. Kata-kata open tidak begitu sering digunakan, jumlahnya besar, dipakai sendiri atau dengan kombinasi dengan kata open lain. kata-kata open dapat timbul disemua kalimat.
d. Kata pivot banyak persamaan dengan kata tugas dan kata open menunjukkan persamaan dengan kata penuh.
Penggambaran tersebut menghasilkan kaidah-kaidah penjabaran sebagai berikut.
Kal....
Kaidah di atas tidak menggambarkan ditemukannya kaidah kalimat P1+P2 dan P (kata kerja).Hal ini berarti dari enam kemungkinan hanya ada dua yang secara sistematis tidak dihasilkan. McNeill menerima dan melanjutkan deskripsi ini dan menunjukkan bahwa dalam kelompok pivot diferensiasi berlangsung dengan cepat. (Dharmowijono dan Suparwa, 2009: 80-82).
2.1.2 Bahasa Telegram (Telegraphic Speech)
Dalam usahanya meniru orang dewasa, anak meninggalkan bagian-bagian kalimat tertentu, yaitu bagian yang paling sedikit mengandung informasi. hal ini menurut Brown dan Faser dilakukan karena keterbatasan ingatan. Bahasa anak seperti itu disebut sebagai Telegraphic Speech. Contohnya: beregistrasi, batas waktu, kirim segera uang, ke Bandung.
Kata-kata yang dihilangkan pada bahasa telegram biasanya sebagai berikut:
· kata ganti orang
· kata kerja bantu
· kata sambung
· kata depan
· kata sandang
· kata bantu
· morfem sintaksis
Semua kata-kata yang ditinggalkan disebut functors karena mempunyai fungsi sintatik dalam suatu kalimat, tetapi tidak merubah kalimat. (Samsunuwiyati, 2009: 68-69).
sumbangan terpenting teori bahasa telegram kepada teori analisis bahasa anak adalah bahwa teori itu menonjolkan kenyataan bahwa anak-anak karena sebab-sebab tertentu memroduksi kalimat-kalimat yang lebih pendek daripada orang dewasa, berdasarkan pengetahuan sistem bahasa mereka.
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2005. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dharmowijono, Widjajanti W dan I Nyoman Suparwa, 2009. Psikolinguistik. Denpasar: Unud Press
Field, John. 2005. Psycholinguistics: the key consepts. London: Routledge
http://afrizaldaonk.blogspot.com/2011/01/pemerolehan-bahasa-sintaksis.html. diunduh tanggal 1 April 2011.
Mar’at, Samsunuwiyati. 2009. Psikolinguistik. Bandung: Refika Aditama
Rabu, 06 April 2011
KATALOG SASTRA
No | Abjad | Judul | Bentuk | Pengarang | Penerbit |
1 | A | Angkatan 66: Prosa dan Puisi | Esai Sastra dan Budaya | H.B. Jassin | Balai Pustaka |
| Antologi Esai Sastra Bandingan Dalam Sastra Indonesia Modern |
Esai Sastra dan Budaya |
Trisman dkk. | ||
| A Theory of Semiotics | Kajian Sastra dan Budaya | Umberto Eco | Indiana University Press | |
| B | Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya | Esai Sastra | Rachmad Djoko Pradopo | Pustaka Pelajar |
| Beberapa Gagasan dalam Bidang Kritik Sastra Indonesia Modern | Esai Sastra | Rachmad Djoko Pradopo | Lukman | |
| C | Chairil Anwar Sebuah Pertemuan | Kajian Puisi | Arief Budiman | Pustaka jaya |
| D | Darah Daging Sastra Indonesia | Esai Sastra dan Budaya Indonesia | Damhuri Muhammad | Jala Sutra |
| E | Estetika Sastra dan Budaya | Teori Sastra dan Budaya | Nyoman Ratna Kutha | Pustaka Pelajar |
| Ekstrinsikalitas Sastra Indonesia
| Esai Sastra | |||
| G | Gema Tanah Air: Prosa dan Puisi | Kajian Prosa dan Puisi | H.B. Jassin | Balai Pustaka |
| H | Handbook of Semiotics | Kajian Sastra dan Budaya | Winfread Noth | Indiana University Press |
| I | Indonesia Antara Kelisanan dan Keberaksaraan | Esai Sastra dan Budaya | A. Teeuw | Pustaka jaya |
| Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia | Esai Sastra dan Budaya | Ajib Rosidi | Binacipta | |
| J | Jejak Langkah Sastra Indonesia | Esai Sastra dan Budaya | Korrie Layun Rampan | Nusa Indah |
| K | Kesusastraan dan Kekuasaan | Esai Sastra dan Budaya | Wiratmo Soekito | Yayasan Arus |
| Kesusastraan dan Kekuasaan | Esai Sastra dan Budaya | Goenawan Mohamad | Pustaka Firdaus | |
| Kapankah Kesusastraan Indonesia Lahir? | Esai Sastra dan Budaya | Ajib Rosidi | Bhatara | |
| Khazanah Sastra Indonesia | Esai Sastra dan Budaya | Teeuw | Balai Pustaka | |
| L |
|
|
|
|
| M | Mempertimbangkan Tradisi | Esai Sastra dan Budaya | Rendra | Gramedia |
| Masalah Angkatan dan Periodisasi Sedjarah Sastra Indonesia | Esai Sastra dan Budaya | Ajib Rosidi | Pustaka Jaya | |
| Manusia dan Seni | Esai Sastra dan Budaya | Dick Hartoko | Kanisius | |
| Membaca dan Menilai Sastra: Kumpulan Karangan | Esai Sastra dan Budaya | Teeuw | Gramedia | |
| N | Notasi Pendosa
| Antologi Puisi | Acep Iwan Saidi | LKIS |
| O | O Amuk Kapak | Antologi Puisi | Sutardji C.B. | Sinar Harapan |
| P | Polemik Kebudayaan | Esai Sastra dan Budaya | Achdiat K. Miharja | Balai Pustaka |
| Penyair dan Kritik Sosial | Esai Sastra dan Budaya | Rendra | Kepel Press | |
| Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini | Teori Sastra | Rahman Selden | Gajah Mada University Press | |
| Pengantar Ilmu Sastra | Teori Sastra | Luxemburg dkk. | Gramedia Pustaka Utama | |
| Poetics | Esai Sastra dan Budaya | Aristoteles | Putra Langit | |
| Q | Quo Vadis | Novel Sejarah | Henryk Sien Kiewicz | Gramedia |
| S | Seks, Sastra, Kita | Esai Sastra dan Budaya | Goenawan Mohammad | Sinar Harapan |
| Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra | Teori Sastra | Teeuw | Pustaka Jaya | |
| Sastra Indonesia Modern I | Sejarah Sastra | Teeuw | Pustaka Jaya | |
| Sastra Indonesia Modern II | Sejarah Sastra | Teeuw | Pustaka Jaya | |
| Sastra Indonesia sebagai warga Sastra Dunia
| Esai Sastra dan Budaya | H.B. Jassin, | Gramedia | |
| Sastra Indonesia dalam 6 pertannyaan | Esai Sastra dan Budaya | Ignas Kleden | Temprint | |
| Solilokui
| Esai Sastra dan Budaya | Budi Dharma, | Gramedia | |
| Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fakta dan Fiksi | Teori Sastra | Nyoman kutha Ratna | Pustaka Pelajar | |
| Semiotik & Dinamika Sosial Budaya | Teori Sastra dan Budaya | Beny H. Hoed | Komunitas Bambu | |
| Semiotika: tentang Tanda, Cara Kerjanya, dan Apa yang Kita lakukan dengannya | Teori Sastra dan Budaya | Aart Van Zoest | Yayasan Sumber Agung | |
| Sosiologi Sastra | Teori Sastra dan Budaya | Robert Escarpit | Yayasan Obor | |
| Sihir Rendra: Permainan Makna | Esai Sastra dan Budaya | Sapardi Djoko Damono | Pustaka Firdaus | |
| T | Tentang Kritik Sastra: Sebuah Diskusi | Esai Sastra dan Budaya | Ali Lukman | Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa |
| Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalismme hingga Postrukturalisme: Perspektif Wacana Naratif. | Teori Sastra | Nyoman Kutha Ratna | Pustaka Pelajar | |
| Tergantung Pada Kata | Kajian Puisi | A. Teeuw | Pustaka Jaya |