Menu

Puisi (60) Resensi (19) Opini (17) Sastra (16) Cermin (15) Menjadi guru (13) Teror (9) Sabda Pemilik Kampung (8)

Sabtu, 08 Oktober 2011

sepnjang mata-mata

kembali ada sore yang mengingatkan kita akan dua hal.

saat mataku membenturmu, kau mulai berkerumun
dalam lesatan-lesatan rindu. Menyemut mengikuti kibasan rambut perakmu.
saat itu, kita sudah melupakan masa lalu.

memanjat reruntuhan monumen yang kau reka, saya terus terang terharu.
bagaimana mungkin saya berjalan tanpamu?

dua hal itu melesat-lesat begitu saja.

sesuatu akan terasa indah pada waktunya. bukankah begitu?